STEROL KACANG KEDELAI - Sterol Glycine max (kacang kedelai) ditemukan mengandung campuran 13 sterol utama yang berbeda secara dramatis dalam komposisi antara biji dan tunas. Khas C4-desmethyl Delta (5) -sterols, termasuk sitosterol, mendominasi campuran sterol kuncup, sementara C4-methyl sterol, cycloartenol dan 24 (28) -methylene cycloartanol intermediet terakumulasi dalam biji.

Pentingnya profil sterol modifikasi tunas dibandingkan dengan biji relevan dengan fisiologi Phytophthora sojae, fitopatogen kedelai terbukti auksotropik untuk sterol. Sterol asli inang yang mengandung gugus C4-metil, seperti siklo-manol, tidak digunakan oleh jamur. Atau, semua Delta (5) -sterols ditambahkan ke media kultur P. sojae mendukung pertumbuhan normal dan mempromosikan produksi oospore yang layak.


Hasilnya menunjukkan pentingnya sterol dalam interaksi tanaman-jamur dan menawarkan kemungkinan bioteknologi jalur fitosterol untuk ketahanan terhadap fitopatogen yang mengais sterol spesifik tanaman untuk menyelesaikan siklus hidup.

Kacang kedelai (Leguminosae/Fabasae) tumbuh secara luas di US, Cina, Jepang, dan Malaysia, yang dikenal sebagai makanan yang berasal dari tanaman. Kacang kedelai ini digunakan sebagai sayuran dan mengandung protein tinggi, yang terpenting dapat digunakan sebagai minyak makan dan dapat diterima pula sebagai susu kedelai.

Tepung adalah tambahan yang dapat digunakan sebagai pengganti daging. Saus kedelai adalah hasil dari fermentasi kacang kedelai dan sangat dibutuhkan pada masakan Cina. Di dalam biji itu terdapat (sekitar 0,2%) sterol. Termasuk di dalamnya stigmasterol (sekitar 20%), sitosterol (sekitar 50%), dan campesterol (sekitar 20%), yang pertama dan kedua digunakan untuk semi sintesis obat steroid. 

Pada biji terdapat sekitar 40% dari isi sterol berada dalam bentuk bebas, sisanya digabung dalam bentuk glikosida atau sebagai ester dengan asam kuat. Minyak biasanya diekstrak dari biji yang kering dengan menggunakan pelarut heksana. Sterol juga dapat diisolasi dari minyak setelah mengalami hidrolisis, seperti hasil dari sabun.

Manfaat dari tanaman sterol pada penurunan kolesterol di laboratorium hewan telah diketahui selama beberapa tahun. Terlebih lagi baru-baru ini pada pengenalan tanaman sterol ester sebagai makanan adiktif(yang dapat menyebabkan kecanduan), khususnya pada margarin, sebagai makanan yang dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah, yang dikenal sebagai suatu kontributor faktor penyebab atherosclerosis dan kerusakan hati. 

Tanaman ester sterol biasanya diperoleh dengan esterifikasi sitosterol dari kacang kedelai dengan asam kuat untuk menghasilkan soluble yang padat. Umumnya ini dikonsumsi, dengan rekomendasi sebanyak 1,3 gram/hari, dengan hasil yang dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah menjadi 10-15%. 

Tanaman sterol lebih hidrofobik dari pada kolesterol dan mempunyai afinitas lebih tinggi selama micel dilibatkan dalam perubahan yang besar, sebagai efek dari menurunnya penyerapan kolesterol. Tanaman sterol yang lain tidak diabsorbsi dari bidang GI. Tentu, akibat dari diet akan menormalkan yang meliputi jumlah yang kecil dari tanaman ester sterol. Hubungan material yang digunakan, dikenal dengan “tanaman stanol ester”. 

Stanol diperoleh dengan hidrogenasi dari tanaman sterol, dan terdiri dari sitostanol (dari sitosterol dan stigmasterol) dan campestanol(dari campesterol), disanalah yang kemudian terjadi esterifikasi dengan asam kuat. 

Sterol sterol plant, dengan rekomendasi 3,4 g / hari, dikonsumsi untuk mengurangi tingkat kolesterol jahat dalam darah hingga 14%. Tanaman ini umumnya digunakan untuk menyiapkan tanaman stanol ester yang dimulai dari minyak tinggi, produk dari industri kayu. Isi stanol, yaitu campesterol, sitosterol, serta sitostanol.

Post a Comment