Rekayasa Material
Ilmu bahan merupakan ilmu yang sangat luas. Hampir semua yang pernah kita temui berhubungan langsung dengan yang namanya bahan/material. Oleh sebab itu semenjak rekayasa terhadap material yang ada di bumi ditemukan, sejak itu pula ilmu ini berkembang pesat. Banyak contoh saat ini yang menggunakan aplikasi dari teknologi bahan yang telah berkembang saat ini. Seperti misalnya superkonduktor, ditemukan pada tahun 1911 oleh fisikawan Belanda yang bernama Heike Kamerlingh Onnes.
Dengan ditemukannya superkonduktor membuat pekerjaan menjadi lebih mudah khususnya tentang distribusi energi listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun masih terdapat masalah pada saat itu yaitu membutuhkan keadaan suhu yang sangat dingin untuk mendapatkan suatu material bersifat superkonduktif. Seiring dengan berjalannya waktu mulai ditemukan bahan lain yang bersifat superkonduktor dengan suhu yang lebih tinggi lagi daripada sebelumnya. Dengan demikian membuka peluang untuk komersialisasi superkonduktor karena kondisi yang mulai memungkinkan.
Kutipan yang menurut saya menarik dari salah satu situs di internet:
lah satu penelitian Ferry Iskandar adalah mengembangkan rekayasa material dengan bentuk nanopori menggunakan metode aerosol spray. Metode pembuatan material berpori nano ini memiliki banyak aplikasi baik di bidang material elektronik, katalis bahkan obat-obatan.
"Contoh aplikasinya yaitu material katalis pada sel bahan bakar," kata pria bergelar doktor engineering ini di Perpustakaan Habibie Ainun, Jl Taman Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2014).
Penelitian Ferry juga dikembangkan pada rekayasa material fosfor, nanofiber, lapisan tipis dan nanopartikel. Aplikasi dalam penelitian ini digunakan dalam berbagai bidang seperti lampu penerangan, memori divais, sel surya, filter udara dan sebagainya.
Penelitian dosen Fakultas MIPA ITB ini kemudian dilanjutkan dengan tema untuk memecahkan masalah bangsa seperti pengembangan material katalis agar mengefisiensikan produksi minyak mentah. Pria lulusan Universitas Kanazawa, Jepang ini juga meneliti material litium baterai untuk proyek mobil listrik nasional.
Hingga saat ini dirinya masih fokus dalam pengembangan teknologi material yang menjadi pondasi pengembangan teknologi lainnya. Ferry telah mempatenkan 15 penelitiannya berskala nasional dan internasional. Tulisannya juga telah dipublikasikan pada lebih dari 120 makalah di jurnal internasional.
"Kami masih terus berupaya untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi material demi menyongsong masa depan Indonesia yang maju dan sejahtera," tutupnya.
Sebelumnya Habibie Center pernah memberikan award kepada 47 orang yang dinilai memberikan kontribusi aktif dalam berbagai bidang di Indonesia. Yayasan besutan BJ Habibie ini juga telah memberikan beasiswa S3 untuk 87 orang yang terpilih melalui berbagai seleksi.
Demikian artikel saya kali, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Post a Comment